Dua semester di kelas 1EB09
berlalu. Saatnya aku memasuki semester baru yaitu semester tiga, di kelas baru dengan
beberapa teman-teman yang berbeda lagi dari sebelumnya. Pertama kali aku
mendengar masuk EB01 itu seperti berdiri di ketinggian yang amat sangat tinggi.
Rasa takut yang sangat besar menghampiriku. Aku pernah mendengar cerita-cerita
yang berlalu lalang ditelingaku, katanya EB01 adalah kelasnya anak jenius. Heeemmm
tentu hal itu membuat aku takut, nervous
dan jiper karena aku merasa aku hanya “hoki” bukan karena aku benar-benar
jenius sehingga aku dipilih untuk menjadi mahasiswa EB01. Sempat aku mencoba
untuk pindah kelas, namun aku tersadar bahwa aku telah diberikan kepercayaan oleh
Allah SWT untuk duduk dikelas EB01 dan aku yakin aku bisa dan pasti semua ada
hikmahnya. Yup, bener saja... aku bisa, buktinya aku bisa sampai sekarang ini,
aku mampu dan aku terbiasa. Banyak hikmah yang aku dapatkan karena masuk EB01,
salah satunya adalah aku merasa aku menjadi “sedikit” lebih maju, lebih rajin
dan lebih menonjol dibandingkan teman-temanku di EB yang lainnya, alhamdulillah
: )
Hampir tiga tahun
duduk di EB01 tentunya lebih banyak pengalaman yang aku dapat dibandingkan
ketika aku di EB09 dulu. Di EB01 aku berpisah dari Uul, Nindy, Fifi dan Rilla. Tetapi
aku sekelas dengan Icha. Awalnya aku hanya bermain dengan Icha berdua, karena
aku merasa teman-temanku yang lain terlalu pendiam dan jenius sehingga tidak
cocok bermain denganku. Sungguh tak diduga, ternyata EB01 itu kelas yang sangat
konyol yah, tak seseram yang aku bayangkan, anak-anaknya konyol, seru-seru,
tidak serajin yang aku bayangkan sih hehe. Memang, ketika kelas pertama di EB01
dimulai aku merasa jiper dan down karena ada salah satu temanku Deny, orang
pendatang dari Padang yang sangat amat jenius menurutku waktu itu. Bayangkan saja
yah, dari semua anak di kelas hanya dia yang membawa buku dan hanya dia yang
menjawab semua pertanyaan dari dosenku. Sangat membuatku takut memang,
kejeniusan dan kerajinannya sangat mengerikan bagiku. Tapi semuanya sekarang
menjadi biasa, Deny ternyata sama seperti laki-laki lainnya juga yang bisa
salah, males dan jatuh cinta :-p
Oh iya, dulu di EB09 aku punya geng dengan teman-teman perempuanku.
Di EB01 aku juga punya, mereka adalah Advent, Paskah, Saina, Riri, Yhana, Putri
dan Libi. Diantara teman-teman wanita yang lain, aku lebih sering menghabiskan
waktu bersama mereka, seperti dulu ketika aku di EB09 bersama Icha, fifi, Uul,
Nindy dan Rilla. Namun itu bukan berarti membuat aku lupa dengan geng
perempuanku di EB09 dulu. Aku tetap keep
contact, menjalin silahturahmi dengan mereka.
Banyak hal dan kejadian yang aku alami di EB01. Mulai jalan-jalan
bareng EB01 ke Jogja. Ketika itu yang ikut pergi ke Jogja adalah aku, Advent,
Paskah, libi, Teni, Okta, Harun, Havitra, Daniel dan Saut. Disana kita menghabiskan
liburan semester genap bersama, jalan-jalan mengelilingi kota Jogjakarta,
menikmati suasana di Jogja. Bukan hanya senang-senang di Jogja, tapi disana
kita juga mengalami kejadian yang akhirnya menjadi pengalaman berharga untuk
persahabatanku di EB01. Yaa, ketika di Jogja sempat terjadi keributan kecil
antara satu sama lain. Keributan yang sangat banyak dan panjang untuk di
jelaskan. Tetapi dari kejadian di Jogja ini, kita menjadi lebih mengenal
karakter satu sama lain, menjadi lebih sadar diri akan sifat jelek
masing-masing. Selain kejadian di Jogja, aku juga pernah mengalami salah paham
dengan teman sepermainanku yang lainnya. Tapi tentu saja dibalik hujan pasti
ada pelangi, dibalik keributan yang terjadi ada sebuah persahabatan yang kokoh.
EB01 meskipun dibilang EB nya anak-anak jenius, tetapi
kita tak seseram yang orang lain bicarakan. Kita hanya manusia biasa, kita juga
bisa melakukan hal bodoh, kita bisa tertawa dan bahkan menangis. Buktinya kita
bisa melakukan kesalahan seperti ketauan main kartu di kelas, kemudian kartunya
disita oleh satpam yang sedang berpatroli pada saat itu. Padahal itu hanya
kartu UNO dan kita tidak sedang bermain judi kok. Selain itu aku dan beberapa teman
lain di EB01 pernah di ‘usir’ dari kelas dan tidak boleh mengikuti kuis karena
tidak mempunyai buku. Dan kita juga pernah dimarahin dosen karena mengobrol
kemudian diberi sanksi. Kita juga sama seperti wanita lainnya yang demam Korea,
dimana Icha dan Estu lah sebagai peracun Korea ke cewe-cewe EB01 seperti aku, Nia,
Ina, Pipit, Yhana, dll.
Oh iya ada satu cerita konyol dikelas. Dulu ketika semester
6 dan 7 kalau tidak salah aku belajar matakuliah riset akuntansi. Kami di ajar
oleh dosen perempuan, hemmm kita panggil aja ibu ‘x’ hehe. Lucunya itu si Ibu x
ini selalu menyombongkan dirinya didepan kelas, membanggakan dirinya sebagai
orang kaya yang mempunyai tanah berhektar-hektar, saham di pertamina, keluar
negri, punya rumah banyak, punya mobil dan lain sebagainya. Tetapi tanpa rasa
malu si Ibu x ini suka meminta-minta pada anak didiknya, contohnya seperti
waktu itu dia meminta sama salah satu temanku untuk membelikan anaknya si Ibu x
tersebut coklat. Selain itu ada juga temanku yang pada waktu itu tidak ikut UTS
matakuliah beliau dikarenakan terkena musibah, dan dengan entengnya si Ibu x
itu minta Pizza Hut sebagai balasan agar anak didiknya bisa mengikuti UTS
susulan. Benar-benar bertolak belakang bukan dengan apa yang suka ia
bangga-banggakan di depan kelas. Dan satu lagi, doi pernah di gep-in sama temen
sekelasku naik angkot lho! Hahaha langsung deh si Ibu x menjadi bulan-bulanan
dikelas. Oh iya, si Ibu x ini sangat suka mengancam lho, terutama mengancam
nilai. Katanya ia tidak bisa memberikan semua nilai anak didiknya A/B. Setuju sih
sama pendapatnya, namun sistem penilaian dia kepada setiap anak itu lho yang
sangat tidak adil menurut ku. Pernah waktu itu, ketika sedang berdebat masalah
nilai, entah lagi apes, sial atau apa, aku dan beberapa temanku menertawai
beliau, dan bodohnya ketika aku sedang tertawa, si Ibu x mengahadap ke arahku
dan berbicara “terus saja tertawa, saya mau melihat kamu tertawa” dan
seketikapun kelas menjadi hening yang padahal sebelumnya sangat ramai seperti
pasar karena sedang menertawakan beliau dan ada beberapa yang berdebat dengan
beliau. Dengan spontan aku diam dan meminta maaf. Namun maafku tidak diterima,
dan kemudian dia mengancam nilai Penulisan Ilmiah ku.
“kalian jangan pernah
macam-macam yah sama saya, kalian ini gak tau siapa saya kan? Saya bisa saja
dengan mudah membuat nilai PI kalian jelek, saya tinggal cari tahu siapa dosen
pembimbing kalian” katanya sambil marah-marah.
Wow.... sentak itu membuat
saya down dan takut, tapi saya tetap optimis dan percaya kalau itu semua hanya
omong kosong. Saya pun bertanya pada dosen pembimbing saya dan wali kelas saya,
katanya tidak ada satu pun dosen yang bisa mengancam nilai anak didiknya, apa
lagi diluar matakuliah yang ia ajarkan. Tentu saja saya lebih yakin dengan
ucapan wali kelas dan dosen pembimbing saya dibandingkan ucapan si Ibu ‘kaya
raya’ itu hehe. And we’ll see, hasil dari PI ku memuaskan, nilai hasil penulisanku
sangat baik, tak seperti si Ibu x ancam.
Masih tentang dosen kaya raya itu. Ada satu cerita
konyol. Waktu itu ketika jam pelajaran matakuliah beliau, beliau datang
terlambat. Dan tiba-tiba masuk kelas menangis sambil meminta maaf datang
terlambat karena abangnya meninggal. Kami pun disuruh mendoakan alm. Kami pun
terdiam melihatnya berbeda dari sebelumnya dengan ‘kebiasaannya’ itu. Deny pun
ditunjuk untuk memimpin doa, lucunya Deny salah mengucapkan kata-kata pembuka
sebelum doa, dan itu benar-benar murni terjadi tanpa dibuat-buat. “Teman-teman
sebelum berdoa, sebelumnya kita ucapkan turut bersuka cita kepada Ibu x” haha
bersuka cita? Mungkin maksutnya berbelasungkawa atau berduka cita kali yah. Ingin
tertawa tapi kondisi tidak memungkinkan, dengan senyum-senyum kecil sambil
melihat satu sama lain kami semua menahan tawa dan memulai untuk berdoa. Doa pun
selesai dipanjatkan, si Ibu x mulai menerangkan pelajaran. Aku dan teman-teman
yang lain berfikir bahwa si Ibu x ini sudah berubah dan bertaubat. Tapi semua
salah! Baru beberapa menit yang lalu menangis histeris, tidak lama kemudian si
Ibu x memulai menyombongkan diri lagi, dan yang disombongkan pada saat itu
adalah si almarhum.
“Iya, abang saya itu
orang yang baik padahal, sukses, sudah kerja diperusahaan ternama, punya rumah,
bla bla bla” katanya pada saat itu.
Menurut kabar burung
yang ku dengar sih, si Ibu x ini di pecat karena ketauan berbuat perbuatan yang
menyimpang, tapi ak tidak tahu itu benar-benar terjadi atau hanya sekedar kabar
burung saja atau hoax.
Wah, begitu banyak yah cerita yang terjadi selama hampir
4 tahun ini, dan itu semua akan menjadi kenangan yang bisa ku ‘baca’ lagi nanti
ketika aku sudah lulus. Setiap kejadian yang terjadi akan menjadi penghias
dalam ‘buku kehidupanku’ yang tak ternilai harganya dan tidak dapat diulang
kembali. Aku bersyukur ya Allah begitu banyak hal yang kau berikan padaku, dan
kau berikanku kesempatan untuk menikmati indahnya dunia perkuliahan ini,
dunianya mahasiswa. Dan aku bangga mempunyai teman seperti kalian semua,
teman-teman di EB09 dan EB01. Sebentar lagi kita akan berpisah dan menjalani
hidup baru, yaitu dunia pekerjaan. Dan sekarang kita semua sedang berjuang
dengan ‘jalannya’ masing-masing untuk meraih itu semua. Semoga kita bisa LULUS
bersama tahun ini teman, dan semoga persahabatan kita abadi selamanya J
***
SEKIAN ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar