Jumat, 28 Oktober 2011

KRISIS YUNANI

Dalam literatur-literatur sejarah kita mengenal Yunani sebagai sebuah negeri eksotis yang penuh dengan peradaban, sejak 2200 SM bangsa Minos di Yunani telah mengembangkan berbagai peradaban dalam bentuk tulisan maupun seni dalam rancang bagunan dan sejak 1550 SM. Dalam keanggotaan Euro Union, Yunani hanyalah sebuah negara kecil yang menyumbangkan sekitar2,6 dari keseluruhan GDP di zona euro, namun mengapa krisis yang melanda yunani ini begitu ditakuti oleh negara lain khususnya negara-negara yang berada di zona euro. Jawabannya tidak lain adalah karena Yunani adalah salah satu anggota Euro Union yang menggunakan mata uang Euro sehingga ketika salah satu negara anggotanya mengalami krisis dapat diperkirakan negara-negara lain khususnya yang menggunakan mata uang Euro akan terkena efek dari krisis ini secara langsung sejalan dengan Domino effect Theory yang sering digunakan oleh banyak ekonom untuk menggambarkan penyebaran krisis ekonomi di seluruh dunia. Dalam keanggotaaan Euro Union (UE), Yunani sebenarnya memiliki potensi investasi yang cukup menarik bagi para investor, namun krisis yang melanda daratan Eropa belakangan ini telah menimbulkan ketidakpercayaan para investor terhadap sektor keuangan di Eropa khususnya Yunani dan hal ini tentu akan memperparah krisis di Yunani dan jika krisis ini tidak ditanggulangi maka Yunani terancam benar-benar bangkrut.

Bukan hal yang berlebihan untuk mengatakan bahwa sumber krisis Yunani adalah “fakelaki” artinya amplop kecil. Memberikan amplop-amplop kecil berisi uang saat mengajukan permohonan di kantor imigrasi adalah sebagai bentuk kecil korupsi di negara ini. Korupsi terbesar terjadi di kantor perpajakan Yunani yang mengkorup 30% dari seluruh penerimaan pajak, artinya 30 % bocor ke tangan koruptor. Dilihat dari pertumbuhan ekonomi Yunani, Yunani ternyata juga mengalami defisit dalam perdagangannya, hal ini terlihat dari jumlah barang impor yang lebih besar dari ekspornya, impor Yunani mencapai $60 miliar sedangkan ekspornya hanya $1,9 miliar, hal ini tentu akan mengurangi cadangan devisa Yunani.

Kasus yunani mulai hangat ketika dana talangan itu belum di cairkan dan masih dipertimbangkan apakah Yunani pantas diberi dana talangan mengingat indeks korupsi yang sangat besar di Yunani, yang menimbulkan keraguan bagi Euro Union untuk mencairkan dana talangan bagi Yunani. Meskipun begitu, akhirnya EU menyadari betapa pentingnya dana talangan tersebut bagi kelangsungan prekonomian Yunani dan Eropa pada umumnya, sehingga untuk mengantisipasi krisis yang semakin meluas, EU telah mengumumkan dana bantuan berjumlah 146 milyar dolar untuk menyelamatkan perekonomian Yunani. Selain itu, seperti yang dilangsir kompas tanggal 12 mei 2010 dan Riau Pos tanggal 13 Mei 2010, EU juga akan menambah dana bantuan untuk Yunani sebesar 1 triliun Euro untuk memulihkan prekonomian Yunani dan negara-negara sekitarnya yang terancam bangkrut.

Sumber :
- http://www1.voanews.com.
- “Antisipasi Diakses tanggal 7 mei 2010 Krisis Yunani” Riau Pos, 13 Mei 2010, h.1.
- Arthur Nussbaum, Sedjarah Hukum internasional (Bandung: Tjika Pundung, 1970), h. 194


Pendapat :
Hal pertama yang akan saya katakan setelah membaca artikel di atas adalah “STOP KORUPSI”. Seperti yang dapat kita baca diatas, “korupsi” merupakan sumber utama penyebab terjadinya krisis di Yunani. Sebaiknya para pemimpin di Yunani mempunyai “kesadaran” yang besar tentang dampak korupsi yang akan merugikan banyak orang, dimana tidak hanya orang lain yang akan menerima kerugian bahkan diri sendiri.

Kurangnya pemanfaatan sumber daya alam yang ada dan kurangnya pengetahuan, pendidikan, skill, dan minat dari bangsa Yunani sendiri pun yang mebuat krisis di Yunani menjadi parah, seperti halnya tingkat import yang melebihi eksport di Yunani.

Menurut saya sejumlah dana bantuan yang diberikan EU kepada Yunani adalah seperti halnya menegakkan benang yang basah, karena dana tersebut belum tentu akan sampai dan digunakan dengan benar dikarenakan tingkat korupsi di Yunani yang amat tinggi.

Penyelesaian masalah tersebut dapat dilakukan oleh bangsa Yunani sendiri dengan cara menyetop korupsi sejak dini, selain itu pula bangsa Yunani dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada untuk memperbaiki perekonomian di Yunani karena pada dasarnya Yunani merupakan negara yang mempunyai potensi yang cukup baik didalamnya. Bangsa Yunani sendiri pun harus membuat investor-investor (khususnya dari negara asing) percaya dengan apa yang mereka miliki saat ini, dan mereka pun harus menjaga kepercayaan itu, sehingga para investor mau berinvestasi.

Pelajaran yang dapat kita ambil dari masalah krisis Yunani ini adalah jangan sekali-sekali mencoba untuk berbuat korupsi. Karena sekali anda mencoba korupsi, bahkan hanya sedikit saja itu akan membuat anda ketagihan dan menimbulkan dampak yang buruk bagi anda dan orang lain kedepannya nanti. Selain itu pula, belajar lah mensyukuri nikmat (sumber daya alam, akal/fikiran, keahlian, dsb) yang ada di sekeliling atau di diri kita, karena dengan bersyukur kita bisa menjaga, dan melestarikan nikmat tersebut.
Terima kasih :)
By : Shinta Ramadhani (Tataa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar