Rabu, 13 April 2011

GORESAN SIKLUS KEHIDUPANKU

Aku adalah seorang burung yang melepaskan diri dari sangkarnya. Setiap hari aku memikirkan udara dan alam lain, selain sangkarku ini. Sampai waktunya tiba, aku pun terlepas dari sangkar yang sebenarnya adalah rahim ibuku yang telah mengandungku selama kurang lebih 8 bulan. Aku terlahir dalam keadaan prematur. Berat badanku ketika terlahir ke dunia ini sangat ringan sekali, hanya sekitar 2 kilogram lebih. Aku terlahir ke dunia ini pada bulan yang dimana dianggap sebagai bulan suci yang penuh hikmah bagi umat muslim di dunia, yaitu bulan ramadhan. Untuk lebih tepatnya lagi aku terlahir pada hari kamis tanggal 21 maret 1991 pukul 23.45 WIB di sebuah salah satu rumah sakit swasta di Jakarta.
Mungkin kalian pernah mendengar cerita dongeng Rama Shinta. Ya, Shinta adalah namaku. Aku adalah seorang dewi yang mempunyai sifat lemah lembut yang memiliki kecantikan yang tiada tandingannya sehingga membuat para lelaki memperebutkanku untuk menjadikannya seorang istri, seperti yang dilakukan Rahwana dan Rama yang memperebutkanku untuk memperistriku. Tapi itu semua hanyalah alasan mengapa kedua orang tuaku menamaiku Shinta. Shinta hanyalah nama pendekku, aku mempunyai nama panjang yaitu Shinta Ramadhani. Kata Ramadahani diambil dari dimana bulan aku dilahirkan.
Aku terlahir dari pernikahan seorang ibu rumah tangga yang bernama Omih Saskia dan seorang karyawan swasta sekaligus seorang kontraktor yang bernama Sutaman. Aku biasa memanggil Ibuku dengan panggilan “Mami” dan memanggil Ayahku dengan panggilan “Papah”. Kedua orang tuaku menikah sekitar 20 tahun yang lalu. Setelah 4 tahun kelahiranku, kemudian Ibuku melahirkan lagi seorang anak perempuan yang kini menjadi Adikku. Adikku lahir pada tahun 1995, tepatnya jum’at, 18 juni 1995. Adikku bernama Nabiila Al’amiriyyah. Aku menyebutnya dengan panggilan “Bella”. Ia sekarang duduk dibangku kelas 2 SMA. Jadi, aku adalah anak pertama dari dua bersaudara. Ayah, Ibu, Adik dan Saudara-saudara biasa memanggilku dengan sebutan “Kaka”, namun di luar lingkungan rumah seperti sekolah dan kampus aku biasa dipanggil dengan sebutan “Tataa’ atau “Shinta”
Istana kecil yang terletak di karang tengah, Jl.Pertanian II no 28 adalah tempat dimana sekarang aku tinggal bersama dengan Ayah, Ibu dan Adikku. Aku dan Mami bisa dibilang seperti Kakak dan Adik. Mengapa demikian? Itu semua karena kedekatanku dengan Mami yang begitu akrab dan wajah Mami yang masih terlihat awet muda, sehingga setiap kami selalu jalan berdua, orang-orang sering menyebut kami sebagai Adik dan Kakak, bukan Ibu dan anak. Aku memang sangat dekat dengan Mami, tak sedekat Bella dengan Mami. Itu semua bukan berarti kalau hubungan aku, Mami dan Bella kurang baik. Aku, Mami, Papah dan Bella mempunyai hubungan yang sangat dekat dan erat. Bisa dibilang kami adalah keluarga yang penuh rasa humoris dan keluarga yang mempunyai hubungan antara satu sama lainnya terlihat seperti bukan anak dengan orang tua, melainkan dengan sesama teman.
Sejak masih kecil aku selalu bersama-sama dengan Bella. Dulu aku sering ditinggal oleh kedua orang tuaku keluar kota. Dan aku hanya bertiga bersama Adik dan pembantuku di rumah. Aku selalu berbagi kamar dengan Bella. Jadi, aku tidur bersama-sama dengan Bella. Itu semua dulu ketikaku masih kecil, karena sekarang Bella tinggal di pesantren untuk mondok, jadi aku sekarang tidak berbagi kamar dengan Bella untuk sementara waktu. Aku mempunyai banyak cerita dalam hidupku sejak kecil hingga sekarang aku tumbuh menjadi seorang gadis dewasa. Semua cerita dalam siklus kehidupanku akan tersimpan dalam ingatanku dan menjadi sebuah memori dalam hidupku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar